Pada dasarnya, pembuatan bibit jamur tahap keempat ini
hampir sama dengan pembiakan pada tahap kedua maupun ketiga, yang membedakan
adalah tempat atau ruangan pembiakan dan media tumbuh yang ditempatkan pada
wadah lebih besar, biasanya ditempatkan pada polybag berupa kantong plastik
bening (PE 0,002) yang berukuran 20x30 cm, atau biasa disebut dengan baglog.
Media yang
digunakan berupa campuran dari serbuk gergaji, dedak halus yang masih baru, dan
kapur pertanian atau kalsium karbonat. Komposisi media tumbuh tersebut adalah
serbuk gergaji sebanyak 81%, dedak halus (bekatul) sebanyak 18% dan kalsium
karbonat (CaCO3) sebanyak 1%. Sebagai gambaran, jika membuat 100 kg media
tumbuh, maka bahan yang diperlukan adalah serbuk gergaji sebanyak 81 kg, dedak
halus sebanyak 18 kg, dan kalsium karbonat sebanyak 1 kg. Masukkan media tumbuh
tersebut ke dalam kantong plastik atau polybag yang telah disiapkan. Padatkan
menggunakan mesin atau dengan cara manual yaitu dengan menekan permukaan
plastik menggunakan benda atau alat yang berukuran lebih kecil dari ukuran
plastik, kemudian diisi lagi dengan media. Ulangi langkah tersebut hingga
benar-benar padat. Ketinggian media kurang lebih 18-20 cm dari bagian bawah
kantong plastik. Lubangi permukaan media di dalam kantong plastik dengan
diameter 2,5 cm dan kedalaman 10 cm. Pada bagian atas baglog diberi paralon
dengan diameter dan tinggi kurang lebih 3 cm. Pemasangan paralon dilakukan
dengan cara memasukkan sisa plastik yang berada di atas permukaan media ke
dalam paralon. Kemudian pada bagian tengahnya ditutup atau disumbat menggunakan
kapas selanjutnya ditutup menggunakan plastik bening.
Polybag yang sudah siap disusun dalam kerangnjang kemudian disterilisasi pada suhu 90-95° C dalam steamer atau ruang sterilisasi (ruang penguapan) selama kurang lebih 10 jam. Sterilisasi juga bisa dilakukan dengan merebus polybag tersebut pada suhu konstan 95-100° C selama kurang lebih 5 jam. Lakukan pendinginan pada polybag yang sudah disterilisasi. Pendinginan pada steamer dilakukan dengan mematikan steamer tersebut dan biarkan hingga suhu 60° C Ruangan pembiakan juga harus disterilisasi dengan cara dibersihkan lalu disemprot menggunakan baysol yang dicampur dengan alkohol atau aquades (air suling) dengan komposisi campuran 1 : 6, satu bagian baysol dicampur dengan enam bagian aquades atau alkohol. Selain itu, peralatan yang digunakan juga harus disterilisasi dengan cara mencelupkan ke dalam alkohol. Untuk sterilisasi tenaga kerja, bisa disemprot atau dibasuh menggunakan alkohol. Ruangan pembiakan sebaiknya dilengkapi dengan AC dan berfentilasi, agar sirkulasi udara lancar. Ambil botol pembiakan F3 dari ruangan penyimpanan, kapas penyumbat botol dibakar selama satu menit, kemudian kapas diambil menggunakan pinset, dalam keadaan panas. Mulut bolto dibakar menggunakan api spirtus selama 10 detik. Miselium dalam botol dihancurkan menggunakan pinset atau benda keras lain yang sudah disterilisasi. Masukkan hancuran miselium F3 tersebut ke dalam polybag pembiakan F4 yang sudah dipersiapkan, dengan cara membuka kapas penyumbat pada polybag, setelah penuh, polybag ditutup kembali dengan kapas penyumbat. Setiap botol bibit jamur F3 bisa digunakan untuk mengisi 35-45 polybag. Pengisian bibit miselium ini harus dilakukan dengan cepat untuk memperkecil resiko kontaminasi. Sebaiknya dilakukan oleh beberapa orang yang terlatih. Polybag yang telah diberi bibit jamur kuping segera disimpan dalam rumah jamur atau kumbung untuk proses inkubasi. Tunggu hingga miselium agak penuh, kemudian hasil biakan ini bisa dijual kepada petani jamur lain atau dikembangkan sendiri.
Polybag yang sudah siap disusun dalam kerangnjang kemudian disterilisasi pada suhu 90-95° C dalam steamer atau ruang sterilisasi (ruang penguapan) selama kurang lebih 10 jam. Sterilisasi juga bisa dilakukan dengan merebus polybag tersebut pada suhu konstan 95-100° C selama kurang lebih 5 jam. Lakukan pendinginan pada polybag yang sudah disterilisasi. Pendinginan pada steamer dilakukan dengan mematikan steamer tersebut dan biarkan hingga suhu 60° C Ruangan pembiakan juga harus disterilisasi dengan cara dibersihkan lalu disemprot menggunakan baysol yang dicampur dengan alkohol atau aquades (air suling) dengan komposisi campuran 1 : 6, satu bagian baysol dicampur dengan enam bagian aquades atau alkohol. Selain itu, peralatan yang digunakan juga harus disterilisasi dengan cara mencelupkan ke dalam alkohol. Untuk sterilisasi tenaga kerja, bisa disemprot atau dibasuh menggunakan alkohol. Ruangan pembiakan sebaiknya dilengkapi dengan AC dan berfentilasi, agar sirkulasi udara lancar. Ambil botol pembiakan F3 dari ruangan penyimpanan, kapas penyumbat botol dibakar selama satu menit, kemudian kapas diambil menggunakan pinset, dalam keadaan panas. Mulut bolto dibakar menggunakan api spirtus selama 10 detik. Miselium dalam botol dihancurkan menggunakan pinset atau benda keras lain yang sudah disterilisasi. Masukkan hancuran miselium F3 tersebut ke dalam polybag pembiakan F4 yang sudah dipersiapkan, dengan cara membuka kapas penyumbat pada polybag, setelah penuh, polybag ditutup kembali dengan kapas penyumbat. Setiap botol bibit jamur F3 bisa digunakan untuk mengisi 35-45 polybag. Pengisian bibit miselium ini harus dilakukan dengan cepat untuk memperkecil resiko kontaminasi. Sebaiknya dilakukan oleh beberapa orang yang terlatih. Polybag yang telah diberi bibit jamur kuping segera disimpan dalam rumah jamur atau kumbung untuk proses inkubasi. Tunggu hingga miselium agak penuh, kemudian hasil biakan ini bisa dijual kepada petani jamur lain atau dikembangkan sendiri.
Bibit jamir kupingnya harga berapa?
BalasHapusBibit jamir kupingnya harga berapa?
BalasHapus