Langkah yang
harus dilakukan pada pembiakan bibit jamur kuping tahap ke dua ini tidak
berbeda jauh dengan tahap pertama. Pembudidaya terlebih dahulu harus
mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan dan media tumbuh yang akan
digunakan untuk pembiakan. Peralatan yang dibutuhkan antara lain botol bening
berkapasitas 220 ml, tali karet, kantong plastik, kapas,dan autoclave. Sebelum
digunakan, semua peralatan tersebut harus disterilisasi dan pastikan dalam
keadaan kering. Media tumbuh yang digunakan untuk pembiakan bibit jamur pada
tahap kedua ini berupa campuran serbuk gergaji sebanyak 81%, dedak halus
(bekatul) sebanyak 18% dan kalsium karbonat (CaCO3) sebanyak 1%. Sebagai contoh
pencampuran komposisi media semai adalah serbuk gergaji sebanyak 100 kg, dedak
halus sebanyak 10 kg, kapur atau kalsium karbonat sebanyak 1 kg, air
secukupnya, dan tambahkan TSP sebanyak 0,5 kg pada campuran media tersebut.
Kriteria media tumbuh yang ideal untuk pertumbuhan bibit jamur kuping dalam pembiakan bibit jamur kuping tahap kedua diantaranya adalah mengandung unsur C (karbon) dalam bentuk karbohidrat yang cukup tinggi, mengandung unsur N dalam bentuk amonium. Kedua unsur tersebut akan dirombak menjadi protein. Selain unsur C dan N, media tumbuh juga harus mengandung unsur Ca yang berfungsi sebagai penetral asam oksalat yang dikeluarkan oleh miselium jamur. pH ideal antara 3-7, dengan kelembaban 68%, CO2 kurang dari 1%, dan suhu sekitar media antara 23°C — 25°C. Penyiapan media tumbuh tersebut meliputi penyampuran serbuk gergaji dengan kalsium karbonat dan TSP. Kemudian lakukan penyiraman serbuk gergaji tersebut menggunakan air bersih, kemudian difermentasi di atas lantai terbuka selama 1-1,5 bulan. Sebuk gergaji yang paling baik digunakan sebagai media tumbuh diantaranya berasal dari kayu durian, kayu rambutan, kayu dadap, kayu kecapi dan kayu alpokat. Setelah dilakukan fermentasi, serbuk kayu tersebut dicampur dengan dedak halus yang masih segar dan bersih. Selanjutnya media tersebut dimasukkan dalam botol kaca bening dan dipadatkan hingga penuh. Pemadatan dilakukan dengan membenturkan pantar botol secara pelan-pelan, kemudian bagian permukaan ditekan menggunakan jari. Isi kembali permukaan botol dengan media tumbuh, kemudian kembali ditekan menggunakan jari. Ulangi langkah tersebut hingga permukaan botol penuh. Permukaan media tumbuh di dalam botol diberi lubang sedalam 3 cm dengan diameter kurang lebih 1 cm. Cara pembuatan lubang dilakukan dengan menggunakan kayu bulat yang ujungnya dibuat agak meruncing. Tekan permukaan media tersebut menggunakan kayu kemudian diangkat pelan-pelan agar tidak terkikis. Setelah diberi lubang, mulut botol disumbat dengan kapas dan ditutup plastik dan diikat dengan tali karet. Media tumbuh yang sudah dimasukkan ke dalam botol tersebut kemudian disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 100-125°. Sterilisasi dilakukan selama kurang lebih satu jam. Saat memasukkan botol ke dalam autoclave, botol-botol tersebut disusun sedemikian rupa agar kapasitas pengisian autoclave bisa maksimal. Dengan demikian biaya persiapan dan waktu pembuatan media tumbuh bisa lebih efisien. Selanjutnya media tumbuh dalam botol didinginkan, setelah agak dingin, dalam keadaan masih hangat dipindahkan ke dalam ruang pembiakan yang sudah disterilisasi. Biarkan selama 24 jam agar media tumbuh tersebut benar-benar dingin. Setelah dingin, boto-botol tempat media tumbuh tersebut diletakkan pada meja pembiakan yang sudah dipersiapkan.
Kriteria media tumbuh yang ideal untuk pertumbuhan bibit jamur kuping dalam pembiakan bibit jamur kuping tahap kedua diantaranya adalah mengandung unsur C (karbon) dalam bentuk karbohidrat yang cukup tinggi, mengandung unsur N dalam bentuk amonium. Kedua unsur tersebut akan dirombak menjadi protein. Selain unsur C dan N, media tumbuh juga harus mengandung unsur Ca yang berfungsi sebagai penetral asam oksalat yang dikeluarkan oleh miselium jamur. pH ideal antara 3-7, dengan kelembaban 68%, CO2 kurang dari 1%, dan suhu sekitar media antara 23°C — 25°C. Penyiapan media tumbuh tersebut meliputi penyampuran serbuk gergaji dengan kalsium karbonat dan TSP. Kemudian lakukan penyiraman serbuk gergaji tersebut menggunakan air bersih, kemudian difermentasi di atas lantai terbuka selama 1-1,5 bulan. Sebuk gergaji yang paling baik digunakan sebagai media tumbuh diantaranya berasal dari kayu durian, kayu rambutan, kayu dadap, kayu kecapi dan kayu alpokat. Setelah dilakukan fermentasi, serbuk kayu tersebut dicampur dengan dedak halus yang masih segar dan bersih. Selanjutnya media tersebut dimasukkan dalam botol kaca bening dan dipadatkan hingga penuh. Pemadatan dilakukan dengan membenturkan pantar botol secara pelan-pelan, kemudian bagian permukaan ditekan menggunakan jari. Isi kembali permukaan botol dengan media tumbuh, kemudian kembali ditekan menggunakan jari. Ulangi langkah tersebut hingga permukaan botol penuh. Permukaan media tumbuh di dalam botol diberi lubang sedalam 3 cm dengan diameter kurang lebih 1 cm. Cara pembuatan lubang dilakukan dengan menggunakan kayu bulat yang ujungnya dibuat agak meruncing. Tekan permukaan media tersebut menggunakan kayu kemudian diangkat pelan-pelan agar tidak terkikis. Setelah diberi lubang, mulut botol disumbat dengan kapas dan ditutup plastik dan diikat dengan tali karet. Media tumbuh yang sudah dimasukkan ke dalam botol tersebut kemudian disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 100-125°. Sterilisasi dilakukan selama kurang lebih satu jam. Saat memasukkan botol ke dalam autoclave, botol-botol tersebut disusun sedemikian rupa agar kapasitas pengisian autoclave bisa maksimal. Dengan demikian biaya persiapan dan waktu pembuatan media tumbuh bisa lebih efisien. Selanjutnya media tumbuh dalam botol didinginkan, setelah agak dingin, dalam keadaan masih hangat dipindahkan ke dalam ruang pembiakan yang sudah disterilisasi. Biarkan selama 24 jam agar media tumbuh tersebut benar-benar dingin. Setelah dingin, boto-botol tempat media tumbuh tersebut diletakkan pada meja pembiakan yang sudah dipersiapkan.
0 komentar:
Posting Komentar