Pembuatan rumah jamur atau kumbung dapat dilakukan
dengan sederhana sehingga biaya pembuatannya juga lebih murah. Kerangka kumbung
dapat dibuat dari kayu atau bambu, sedangkan atap kumbung dari anyaman bambu,
jerami padi, atau rumbia. Ukuran kumbung disesuaikan dengan luas dan bentuk
lahan. Tiang dibuat dari bambu atau kayu yang sudah tua agar lebih awet dan
tahan lama. Sementara itu, atap kumbung dibuat melengkung seperti atap pada
gerbong kereta api. Jika menggunakan bahan-bahan di atas, maka bahan tersebut
perlu ditata sedemikian rupa untuk menghindari kebocoran saat musim hujan. Bila
perlu, bagian bawah atap tersebut diberi alas dari plastik. Atap dan dinding
rumah jamur ditutup rapat dan dibuat kokoh. Dinding dibuat dua lapis, pada
lapisan bawah, kurang lebih setinggi satu meter, dibuat dari anyaman bambu dan
dilapisi plastik bening atau transparan. Sedangkan pada lapisan atas dinding
dibuat dari anyaman bambu tanpa dilapisi plastik bening. Jika kelembaban dalam
ruangan terlalu rendah dan suhu tinggi, maka seluruh lapisan dinding ditutup
atau dilapisi dengan plastik transparan. Bagian atas dinding kumbung perlu
dibuatkan ventilasi selebar 40 cm dan panjang meyesuaikan dinding kumbung, yang
digunakan sebagai tempat keluar masuk udara. Sementara itu, pada lapisan
dinding bagian bawah perlu dibuatkan lubang ventilasi khusus, seperti jendela,
yang dapat dibuka dan ditutup kembali. Untuk mencegah masuknya binatang liar,
maka ventilasi udara tersebut harus ditutup degan kasa. Rumah jamur atau
kumbung dibuat dengan sekurang-kurangnya satu pintu utama yang digunakan
sebagai tempat keluar masuk kumbung. Kumbung dilengkapi dengan rak-rak atau
pera-para yang digunakan sebagai tempat untuk meletakkan baglog. Para-para
tersebut dibuat secara berjajar dan berlapis. Ukuran rak disesuaikan dengan
ukuran polibag tempat bibit jamur yang akan dibudidayakan. Biasanya, rak dibuat
dengan lebar 20 cm dan tinggi lapisan rak 30 cm. Dalam ruangan kumbung tersebut
terdapat beberapa unit rak yang terpisah oleh jalan. Jarak antar unit rak
kurang lebih satu meter untuk memudahkan pemeliharaan. Pada setiap unit rak,
lapisan rak paling bawah dibuat dengan jarak 30 cm di atas permukaan tanah atau
lantai dasar. Pengaturan jarak ini dibuat dengan tujuan untuk memperlancar
sirkulasi udara bagaian bawah dan mengantisipasi agar tubuh buah jamur yang
telah tumbuh tidak terkontaminasi oleh kotoran pada lantai. Selain itu, ruangan
dalam kumbung juga tidak sepenuhnya digunakan untuk penyusunan unit rak. Paling
tidak 20% dari luas ruangan digunakan sebagai tempat inkubasi. Rumah jamur
sederhana tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu dua tahun, kurang lebih
sekitar empat kali perioder penanaman. Artinya, umur ekonomis atau umur
produktif kumbung hanya berlangsung selama dua tahun dan investasi yang
dikeluarkan untuk membangun rumah jamur harus bisa kembali dalam jangka waktu
dua tahun.
0 komentar:
Posting Komentar