Kata jamur
pasti sudah tidak asing bagi kita, meskipun hanya sekedar namanya saja.
Jamur adalah salah satu jenis tumbuhan yang tidak mandiri karena
kehidupannya selalu tergantung pada organisme lain sehingga disebut
tumbuhan heterotrofiik (Wiardani, I).
Kapan manusia dapat memanfaatkan jamur? Jawabannya dapat anda koleksi dibuku-buku sejarah dunia. Lama sejak berdirinya
kerajaan Romawi, kaisar-kaisarnya telah membuat peraturan atau undang-undang
tentang pemasaran jamur yang biasa dimakan.
Dalam
pertengahan tahun 1700 Rumphius seorang ahli botani, dalam bukunya “Het
Amboinsch Kruidboek” (buku rempah-rempah dari Ambon), telah menemukan adanya
jenis jamur yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional. Almerood dalam
majalah “voor Land & Tuinbouw en Boschbouwcultuur” dalam tahun 1880-an,
telah menulis tentang jenis jamur di Indonesia yang bisa dimakan, dengan judul
“de Indische zwammen” (jamur-jamur Indonesia). Dalam tahun
1895 Dagrin telah menulis tentang jenis-jenis yang beracun dalam majalah
“Tijdschrift van Indlandsche geneeskundigen” dengan judul “Vergiftiging door
Paddestoelen” (keracunan jamur), sedangkan Soemodirdjo “Vergiftiging en door
tengevolge het eten van Paddestoelen” (keracunan dan kematian akibat makan
jamur). Dalam tahun
1912, Rutgers dalam majalah “Tropische Nattuur” telah menulis tentang kultur
jamur merang. Akhirnya dalam tahun 1922 van Overeem dalam majalah yang sama
menulis tentang kultur jamur merang.
Dari
cerita diatas, bahwa jamur telah dinikmati dari beribu-ribu tahun
lamanya. Di Indonesia sendiri, sebelum kita menikmati kemerdekaan,
ternyata bangsa Belanda telah menaruh perhatian terhadap jamur. Maka dapat ditarik
kesimpulan, bahwa rakyat Indonesia lama sebelum Kerajaan Ajisoko berdiri sudah
mengenal jamur yang bisa dimakan yang dapat dipakai sebagai obat dan yang
beracun (Mahardita blog).
Secara
garis besar, jamur itu sendiri dibagi menjadi 2 jenis, jamur yang bisa
dikonsumsi dan jamur yang tidak bisa dikonsumsi (jamur beracun). Jamur
konsumsi (edible mushroom) adalah jamur yang bisa dimakan oleh
masyarakat secara luas tanpa harus takut keracunan. Pada awalnya,
pemenuhan kebutuhan jamur konsumsi ini hanya mengandalkan kemurahan
alam, karena itulah jamur yang didapatpun dalam kondisi yang terbatas
dan hanya pada musim tertentu saja bisa didapatkan apalagi di musim
hujan, padahal kebutuhan akan jamur sangat tinggi. Masyarakat pada
umumnya dari dulu sudah mengenal jamur dan khasiat yang didapat apabila
memakan jamur. Dari sinilah awalnya pembudidayaan jamur konsumsi mulai
dikembangkan. Berkat usaha yang begitu keras, akhirnya manusia dapat
membudidayakan jamur dan mulai bisa memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Oleh karena itu sekarang orang-orang mengenal sebutan jamur konsumsi
(edible mushroom).
Inilah sedikit cerita tentang awal dikenalnya jamur. Semoga bermanfaat.
Sumber ; Galogalo jamur
bagus..untuk keterangan mohon di pertajamkan
BalasHapus