Selasa, 08 Oktober 2013

Sejarah Jamur

Kata jamur pasti sudah tidak asing bagi kita, meskipun hanya sekedar namanya saja. Jamur adalah salah satu jenis tumbuhan yang tidak mandiri karena kehidupannya selalu tergantung pada organisme lain sehingga disebut tumbuhan heterotrofiik (Wiardani, I). 

Kapan manusia dapat memanfaatkan jamur? Jawabannya dapat anda koleksi dibuku-buku sejarah dunia. Lama sejak berdirinya kerajaan Romawi, kaisar-kaisarnya telah membuat peraturan atau undang-undang tentang pemasaran jamur yang biasa dimakan.

Dalam pertengahan tahun 1700 Rumphius seorang ahli botani, dalam bukunya “Het Amboinsch Kruidboek” (buku rempah-rempah dari Ambon), telah menemukan adanya jenis jamur yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional. Almerood dalam majalah “voor Land & Tuinbouw en Boschbouwcultuur” dalam tahun 1880-an, telah menulis tentang jenis jamur di Indonesia yang bisa dimakan, dengan judul “de Indische zwammen” (jamur-jamur Indonesia). Dalam tahun 1895 Dagrin telah menulis tentang jenis-jenis yang beracun dalam majalah “Tijdschrift van Indlandsche geneeskundigen” dengan judul “Vergiftiging door Paddestoelen” (keracunan jamur), sedangkan Soemodirdjo “Vergiftiging en door tengevolge het eten van Paddestoelen” (keracunan dan kematian akibat makan jamur). Dalam tahun 1912, Rutgers dalam majalah “Tropische Nattuur” telah menulis tentang kultur jamur merang. Akhirnya dalam tahun 1922 van Overeem dalam majalah yang sama menulis tentang kultur jamur merang.

Dari cerita diatas, bahwa jamur telah dinikmati dari beribu-ribu tahun lamanya. Di Indonesia sendiri, sebelum kita menikmati kemerdekaan, ternyata bangsa Belanda telah menaruh perhatian terhadap jamur. Maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa rakyat Indonesia lama sebelum Kerajaan Ajisoko berdiri sudah mengenal jamur yang bisa dimakan yang dapat dipakai sebagai obat dan yang beracun (Mahardita blog).

Secara garis besar, jamur itu sendiri dibagi menjadi 2 jenis, jamur yang bisa dikonsumsi dan jamur yang tidak bisa dikonsumsi (jamur beracun). Jamur konsumsi (edible mushroom) adalah jamur yang bisa dimakan oleh masyarakat secara luas tanpa harus takut keracunan. Pada awalnya, pemenuhan kebutuhan jamur konsumsi ini hanya mengandalkan kemurahan alam, karena itulah jamur yang didapatpun dalam kondisi yang terbatas dan hanya pada musim tertentu saja bisa didapatkan apalagi di musim hujan, padahal kebutuhan akan jamur sangat tinggi. Masyarakat pada umumnya dari dulu sudah mengenal jamur dan khasiat yang didapat apabila memakan jamur. Dari sinilah awalnya pembudidayaan jamur konsumsi mulai dikembangkan. Berkat usaha yang begitu keras, akhirnya manusia dapat membudidayakan jamur dan mulai bisa memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Oleh karena itu sekarang orang-orang mengenal sebutan jamur konsumsi (edible mushroom). 


Inilah sedikit cerita tentang awal dikenalnya jamur. Semoga bermanfaat. 

Sumber ; Galogalo jamur

1 komentar: